Ketika mengunjungi komplek
pemakaman Toraja misalnya makam Batu Lemo, nampak bahwa jenasah dimakamkan di
atas tebing batu berhiaskan patung pahat berbentuk manusia utuh bernama
Tao-tao, sebagai symbol orang yang meninggal. Patung Tao-tao dibuat semirip
mungkin dengan jenasah orang yang dimakamkan di tempat tersebut dan berfungsi
sebagai penanda atau identitas jenasah yang ada di dalamnya.
Patung mengenakan pakaian
kegemaran almarhum atau almarhumah, bertujuan untuk mempermudah transisi jiwa
jenasah untuk masuk ke dalam alam roh dan meninggalkan jasadnya di dalam kubur.
Ada tiga jenis kayu sebagai bahan
dasar pembuatan Tao-tao. Penggunaan kayu ini menjelaskan status social orang
yang meninggal. Orang-orang dari strata social rendah menggunakan bilah bambu
untuk patung Tao-taonya. Sedangkan untuk strata social menengah menggunakan
kayu Randu. Kayu Nangka digunakan untuk membuat Tao-tao bagi jenasah yang
berasal dari strata social tinggi.
Orang Toraja percaya bahwa
semakin tinggi letak makam maka semakin dekat dengan Tuhan. Oleh sebab itu
mereka banyak membangun makam di atas tebing batu.
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar