Bila kalian punya rencana
travelling ke Tana Toraja, saya sarankan untuk sekalian muncak ke gunung
Sesean. Memangnya kenapa, ya pasti karena cantik view-nya. Selain itu
tracking-nya tidak terlalu berat dan tidak butuh waktu lama. Kalian ngga
percaya, lihat aja galeri foto hasil jepretan sang maestro di bawah ini,
haissahh…
Gunung Sesean memiliki
tinggi 2100 mdpl. Jangan deg-degan dulu, bukan berarti kalian harus naik
setinggi itu. Itu tu ketinggian dari atas permukaan laut. Kalian hanya butuh
waktu paling lama 4 jam untuk sampai puncak. Waktu 4 jam untuk ukuran pendaki
lelet macam saya yang sebentar-bentar istirahat. Maklum tulang dah tua dan
nafas gampang ngos2an. Kalo turunnya sih, kurang dari 2 jam juga dah nyampe
bawah. Ini gunung sifatnya lebih ke rekreatif ketimbang petualangan.
Okehh, saya ceritakan
pendakianku ke Sesean tanggal 25-26 Desember 2014 kemarin. Tiba di Rantepao
pagi hari setelah semalaman nge-bis dari Makassar, saya bersama seorang sahabat,
Wirya Saputra, mulai mengeksplorasi tempat2 menarik di Toraja dengan motor
sewaan. Rencananya pagi muter2 dulu hingga siang hari. Setelah itu langsung
menuju Batutumonga untuk memulai pendakian agar tidak ketinggalan momen sunset.
Dan seperti biasa, rencana
tinggal rencana, Allah lah yang pada akhirnya menentukan. Siang hingga sore
hari hujan turun cukup deras. Kami berdua yang sebelumnya belum pernah ke
Sesean jadi ragu untuk memulai pendakian.
Mending kita tunggu hujan
berhenti dulu, lagian kita nggak tahu kondisi medannya kayak apa, rutenya bagaimana.
Ditambah lagi ceritanya ibu pemilik warung kalau di gunung Sesean ada sesosok peri
cantik penunggu gunung dengan panjang rambut 9 meter dan biasanya menampakkan
diri di atas batu besar.
Ah, bukan cerita itu yang
membuat kaki enggan melangkah. Bayangin saja kita sekarang berada di sebuah
warung, lagi nyantai, di hadapan indomie rebus, dobel plus telur, secangkir kopi
panas, pemandangan sawah teras sering dihiasi gumpalan kabut putih dan tangan
tak henti-hentinya jeprat jepret kamera mengabadikan keindahan di depan mata.
Lupa waktu deh…
Tak terasa, hari mulai merangkak
gelap di saat hujan berhenti turun. Kita harus tetap mendaki kawan, nggak boleh batal.
Kan tujuan utama kita ke Toraja kali ini untuk mendaki gunung Sesean selain
nonton upacara Rambu Solo’. Setelah tanya-tanya warga setempat dan beli
sedikit bekal, akhirnya motor melaju menuju starting point pendakian.
Sepanjang jalan menuju titik
awal pendakian, mata terus disuguhi pemandangan spektakuler. Sawah teras sering
dengan gumpalan awan di bawahnya, jadinya sawah di atas awan. Kita sepakat
bahwa besok setelah turun mendaki, kita akan tetap di Batutumonga sampai petang
untuk nungguin pemandangan spektakuler seperti ini. Walaupun besoknya
pemandangan tidak sedramatis seperti hari itu tetapi tetaplah cantik, nggak
apa-apalah, haha…
Setelah menitipkan motor di
rumah warga, mulailah kami menyusuri jalur pendakian. Gelap, licin karena habis
hujan dan belum mengenal medan. Untunglah di ujung sana masih ada rumah yang
nyala lampunya. Ngeri ni bro, mending kita lanjutin besok pagi saja dan minta ijin
pemilik rumah untuk numpang bermalam…
Besok pagi
pendakian dilanjutkan lagi. Perjalanan menuju puncak berlangsung lancar
dan berhasil turun dengan selamat. Pemandangan yang tersaji pun membuat decak kagum tak
henti-hentinya terucap, Alhamdulillah…
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar