Kamis, 11 Desember 2014

MUGHAL


Kenapa India? Yang pasti bukan karena pingin ketemu Shahrukh Khan atau mau lihat shooting film Mahabharata. Selain Himalaya, motivasi utama nge-trip ke India tak lain dan tak bukan karena ingin melihat warisan Kerajaan Mughal yang termasyur, menelusuri dan menghayati sejarah lewat peninggalan benteng, istana, dan masjid yang terkenal akan kemegahan dan keindahan seni rancang bangun.

Pertama kali mengenal Mughal yaitu lewat buku pelajaran sejarah waktu SMP dulu. Mata pelajaran yang menjadi kegandrungan baru saya ketika matematika sudah berhasil mencapai nilai tertinggi, tidak lagi menantang, tidak lagi menarik. Sejarah-lah yang membuat imajinasi saya melayang seolah-olah seperti memasuki lorong waktu.

Sedikit cerita, Mughal adalah kesultanan Islam yang cukup besar dan berkuasa di India (th 1526-1858) dengan pusat pemerintahannya di Delhi. Wilayah kekuasaannya pun sangat luas mulai dari Turkestan sampai teluk Bengala. Yang luar biasa, dinasti Mughal ternyata didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan. Tau sendiri kan gimana sejarahnya Jengis Khan dengan pasukan Mongol-nya?

Kok bisa ya kesultanan Islam berkuasa di tanah Hindu dan mampu bertahan hingga 300 tahun lebih? Kuncinya adalah system politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Pemerintahannya dijalankan oleh beragam etnis dan ras mulai dari orang India asli, Turki, Persi, Afghan. Selain itu ada toleransi penuh terhadap semua agama dan keyakinan yang ada.

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan mendapat perhatian besar dari penguasa Mughal. Shah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Beberapa karya sastra terkenal dan ilmu bidang kedokteran dihasilkan pada masa Mughal. Karya seni arsitektur yang indah dan mengagumkan bahkan masih bisa kita nikmati hingga saat ini seperti Taj Mahal.

Pada abad 18, Mughal mengalami masa2 kemunduran. Suksesi kepemimpinan di pusat yang menjadi ajang perebutan, gerakan sparatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara, dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu Inggris yang awalnya diijinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.

Akhirnya setelah berkuasa di India selama 3 abad, dinasti Mughal runtuh di Red Fort, Delhi. Peristiwa ini terjadi ketika Inggris berhasil menggulingkan kekuasaan sultan setelah pemberontakan Sepoy yang terjadi pada tahun 1857. Bahkan, sultan terakhir, Bahadur, juga diadili di benteng ini juga. 

Beberapa peninggalan Mughal di Delhi dan Agra yang sempat saya kunjungi antara lain Red Fort, Agra Fort, Taj Mahal, Itimad-ud Daulah, Qutub Minar dan Humayun Tomb. Red Fort dan Agra Fort sudah pernah saya ceritakan pada artikel sebelumnya dengan judul World Heritage. Taj Mahal dan Itimad-ud Daulah akan saya ceritakan dalam artikel tersendiri. Sedangkan Qutub Minar dan Humayun Tomb bisa dilihat dibawah ini, cekidot…

QUTUB MINAR

Qutub Minar adalah menara batu bata tertinggi di dunia yang memiliki ketinggian 72,5 meter. Menara yang merupakan monumen Islam kuno dan ditulis dengan hiasan kaligrafi Arab. Qutub Minar mulai dibangun pada masa Qutubuddin Aibak pada tahun 1199.


Add caption
Add caption













Add caption
Add caption










Add caption
Add caption













Add caption
Add caption













Add caption
Add caption












HUMAYUN TOMB

Makam Humayun adalah makam raja Mughal ke 2 (1530-1555). Pembangunan makam ini dimulai oleh istri pertama Humayun, Bega Begum pada tahun 1569-70. Kompleks ini merupakan makam kebun pertama di India. 


Add caption
Add caption













Add caption
Add caption











Add caption
Add caption













Add caption
Add caption













Tidak ada komentar:

Posting Komentar